Penulis : Wardah Fazriyati |
Rawat organ intim agar tak lembab berlebihan untuk menghindari berbagai masalah kulit, terutama saat haid.
"Jika kelembaban berkurang risiko iritasi juga bisa berkurang. Infeksi bakteri/virus seperti herpes juga dipicu kelembaban di area organ intim yang membuat kulit lecet sehingga mudah terinfeksi," jelasnya saat talkshow mengenai perawatan organ intim di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Mengontrol kelembaban
Untuk menjaga agar kelembaban di organ intim tak berlebihan, sehingga terhindar dari iritasi kulit dan infeksi, lakukan kebiasaan baik saat haid. Penggunaan pembalut yang tepat menjadi langkah awalnya.
Pilih pembalut yang cepat menyerap darah sehingga tidak menyisakan darah. Semakin banyak jumlah darah yang kontak dengan kulit, risiko iritasi semakin tinggi. Pasalnya, darah merupakan media pertumbuhan jamur, bakteri dan virus.
Selain memilih pembalut berdaya serap tinggi, ketebalan pembalut juga berpengaruh. "Semakin tebal pembalut, semakin lembab," tambahnya.
Kebiasaan memakai pembalut juga tak kalah penting. Jika sudah mulai muncul gumpalan darah pada permukaan pembalut, jangan ragu untuk menggantinya. Selalu siapkan pembalut pengganti, agar gumpalan darah ini tak kontak dengan kulit.
"Berapa kali sebaiknya ganti pembalut setiap harinya, tergantung waktunya, aktivitas bahkan usia. Hari kedua haid bisa ganti 4-5 pembalut dalam sehari. Durasi tergantung bisa dua jam sekali. Umur juga memengaruhi. Pada remaja cairannya tidak sebanyak perempuan usia 20. Ganti pembalut bilamana perlu," ungkapnya.
Lembut tidaknya bahan pada permukaan pembalut juga berpengaruh. Permukaan pembalut menentukan berat ringannya gesekan pembalut dengan kulit.
"Bisul juga bengkak pada kulit di area organ intim juga dipicu gesekan," jelasnya.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !