Artikel Terbaik:
Home » » PBB Melarang Sunat (khitan) Perempuan

PBB Melarang Sunat (khitan) Perempuan

Written By Tips seputar kehidupan on Friday 28 December 2012 | 13:44





(Dok/azteca.com.gt)
Waris Dirie, penulis buku “Desert Flower” dan aktivis antisunat perempuan.
PBB mengeluarkan resolusi melarang mutilasi alat kelamin perempuan.

NEW YORK – Waris Dirie masih berusia lima tahun ketika ibunya memeluknya dan membaringkan dia di atas batu. Dia diberi sepotong akar dari pohon tua. Dirie, top model Afrika, yang kini aktivis, mengenang masa kecilnya di Somalia pada 1970.

"Gigit ini," kata ibunya, kemudian mendekati dia dan berbisik, "Cobalah jadi anak gadis yang baik. Kamu harus berani untuk Mama dan ini cepat.” Kemudian, seorang perempuan tua yang ada bersama mereka memotong bagian alat kelaminnya dengan pisau cukur rusak.

Dengan deskripsi grafis dalam “Desert Flower” buku terlaris internasionalnya yang terbit 1997, Dirie menjadi salah satu aktivitas garis depan dalam kampanye global melawan mutilasi alat kelamin perempuan (FGM), praktik yang dihadapi jutaan gadis setiap tahun. Kamis, (20/12), kampanye global FGM mendapat kemenangan besar. Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengadopsi resolusi seruan melarang FGM secara global.

Resolusi itu mendesak 193 negara anggota PBB untuk mengutuk praktik tersebut dan meluncurkan kampanye pendidikan untuk menghilangkan sunat perempuan. Badan dunia juga mendesak semua negara memberlakukan dan menegakkan undang-undang untuk melarang FGM, demi melindungi perempuan dan anak perempuan "dari bentuk kekerasan" dan mengakhiri impunitas dari pelanggaran. Meskipun tidak mengikat secara hukum, resolusi Majelis Umum PBB cukup membawa beban moral dan politik.

Para aktivis memuji langkah PBB.

"Ini momen penting bagi setiap orang yang terlibat dalam perang melawan FGM—dan terutama bagi semua gadis dan perempuan yang dipengaruhi praktik aneh ini," kata Jose Luis Diaz, perwakilan PBB untuk kelompok hak asasi manusia Amnesty International, yang merupakan salah satu kelompok yang mendorong resolusi.

"Resolusi PBB menempatkan FGM dalam kerangka dasar HAM dan panggilan untuk pendekatan holistik, menekankan pentingnya pemberdayaan perempuan, mendorong dan melindungi kesehatan seksual dan reproduksi serta memutus siklus diskriminasi dan kekerasan," kata Diaz.

Prosedur ini, seperti dijelaskan dalam buku Dirie, sering kasar, menyakitkan dan berbahaya lantaran banyak menyebabkan infeksi parah.

Dirie melarikan diri dari masyarakat Somalia dan perjodohan pada usia 13 tahun. Kemudian dia menjadi top model dan aktris di salah satu film James Bond. Pada 2002, dia mendirikan Yayasan Desert Flower di Wina, Swis, untuk mendukung pekerjaannya melawan FGM.
 
FGM sering dilakukan untuk memperkuat kepercayaan tradisional tentang apa yang dianggap perilaku seksual yang tepat, menurut Badan Kesehatan Dunia. Banyak masyarakat percaya proses yang juga disebut sunat perempuan ini mengurangi libido perempuan dan karenanya mengurangi kemungkinan perempuan terlibat dalam seks pranikah atau di luar nikah.

Meskipun tidak ada tulisan dalam agama-agama besar tentang sunat perempuan ini, para praktisi sering percaya praktik memiliki dukungan agama. Para pemimpin agama mengambil posisi yang berbeda-beda tentang FGM. Beberapa mendorong, yang lain menganggap hal itu tidak relevan dengan agama, sejumlah pihak lain mengutuk dan ambil bagian menghentikannya.

WHO memperkirakan sekitar 140 juta anak perempuan dan perempuan di seluruh dunia hidup dengan konsekuensi dari FGM. Di Afrika, diperkirakan 92 juta perempuan usia 10 tahun atau lebih disunat..

Amnesty International memperkirakan tiga juta anak perempuan menghadapi FGM setiap tahun. Praktik ini, menurut lembaga nonprofit tadi, lumrah di 28 negara di Afrika, serta di Yaman, Irak, Malaysia, Indonesia, dan pada kelompok etnis tertentu di Amerika Selatan. Hal ini juga dilakukan di kalangan masyarakat pendatang, termasuk di Eropa dan AS, meskipun tidak jelas frekuensinya.

Resolusi PBB yang dikeluarkan Kamis ini bisa berdampak signifikan terhadap gerakan penghentian FGM, menurut Amy Fairbairn dari Tostan, organisasi nirlaba yang bekerja di Afrika. Lantaran FGM menjadi norma sosial di beberapa negara dan wilayah, dia percaya upaya-upaya perubahan memerlukan kerja besar di tingkat akar rumput.

"Larangan itu menegaskan kembali pesan penting bahwa masyarakat internasional tidak percaya pemotongan alat kelamin perempuan perlu dilakukan," kata dia. "Pada tingkat negara, mungkin membantu lebih banyak negara untuk melihat praktik ini dan mencari pendekatan yang paling efektif."

"Ada kemajuan bersejarah dalam gerakan mengakhiri FGM di Afrika Barat, sampai saat ini, hampir 6.000 orang secara terbuka meninggalkan praktik itu, lebih dari 5.000 berasa dari Senegal saja, gerakan Bebas FGM Senegal benar-benar mendapatkan momentum," dia menegaskan. 


Sumber : NBC News


Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Tambahlah Wawasanmu Untuk Masa Depanmu, Bacalah Artikel-Artikel Di atas ini
Powered by Blogger


Copyright © 2011. tips seputar kehidupan - All Rights Reserved
Selamat Membaca
ReDesign by Identitas